Di setiap negara pasti ada yang namanya daerah red light district, atau yang biasanya kita sebut lokalisasi atau daerah prostitusi. Salah satunya yang ada di Singapura.
Negri ikan singa ini, memiliki red light district di daerah Geylang. Tapi, jangan dibayangkan kalau tempat lokalisasinya di satu jalan seperti yang ada di Surabaya, gang Dolly. Kalau di daerah Dolly, semua kegiatan "sex" tersebut ada di satu jalan dengan gang-gangnya. Tapi tidak di Singapura. Geylang ini semacam daerah yang cukup luas. Jadi tidak hanya terpusat di satu jalan atau gang-gang tertentu. Para Pekerja Seks Komersial (PSK), berpencar di beberapa jalanan Geylang road untuk cari mangsa dan nafkah. Woot.
Perjalanan ke 2 ku ke Singapura menginap di salah satu hotel yang sangat dekat dengan Aljunied MRT station. Aku ketemu temenku, namanya Ben. Dia bilang "Kenapa sih nginep di Geylang". Alasan utamanya adalah harga hostel di Geylang itu lebih murah daripada hotel/hostel daerah lain. Apalagi fasilitas dan kebersihannya juga nggak jauh beda. Mungkin karena ini daerah red light distric jadinya harganya lebih murah. Tapi sumpah hostelku adalah hostel baik-baik. Ciyus. Hehehe.
Pertama kali ke Geylang adalah saat ikut acara tour yang diadakan oleh kantor bapak saya. Jadi saya pergi ke Singapore bersama orang tua plus sepupu yang masih kelas 4 SD, Manda. Waktu itu menginap di salah satu hotel berbintang 3 di Geylang. Orang tua saya nggak tau kalau kita menginap di daerah "esek-esek". Well, orang tua dan temen kantornya yang sudah bapak-bapak ibu-ibu nginap di daerah lokalisasi.
Memang karena good nya lingkungan di Singapura, mengesankan daerah Geylang nggak seperti tempat pencarian seks para hidung belang. Lingkungannya rapi, bersih, teratur dan nyaman. Tapi setelah matahari tenggelam untuk tidur, mulai daerah ini "hidup" dengan munculnya wanita-wanita berbaju seksi. Seperti tanktop yang memperlihatkan payudara dan hot pants atau rok mini. Pria-pria pun banyak yang mulai berkeliaran dan kongkow di berbagai kedai minuman.
Kami serombongan tiba dan checkin di hotel sekitar pukul 8.00 malam waktu Singapura. Karena aku punya janji untuk ketemu temenku Jose, jadi aku menuju Aljunied MRT station. Setelah bertemu aku, Manda dan Jose kembali ke Hotel dengan jalan kaki. Di perjalanan aku ketemu bapak dan ibu yang ikut jalan-jalan juga ke minimarket.
Di perjalanan itu, si Jose bilang "This is red light distric. Why you choose Hotel here?". Si Jose sambil melirik kearah segerombolan wanita dan pria di pinggir jalan.
Aku menjawab, "Tour agent choose it". Untungnya orang tua ku nggak bisa bahasa Inggris. Jadinya mereka nggak ngerti apa yang kita omongin. Hehehe. Saat tiba di hotel Jose memutuskan untuk pulang karena telah larut.
Paginya kami serombongan pergi berkeliling Singapura dengan bus. Ibu-ibu tour guide bilang "Bapak-bapak, ibu-ibu, Geylang ini daerah perumahan. Bla bla bla." Hahaha, tanpa mantion red light distric, ibu pemandu wisata yang baik.
Di sela-sela berkeliling aku mendengar ibuku bilang, "Aku tadi malem lihat banyak cewek-cewek pakai baju seksi di pinggir jalan banyak banget, kayak anak nakal." Errr, aku pura-pura gak tau, wajah innocent. (dep)
Negri ikan singa ini, memiliki red light district di daerah Geylang. Tapi, jangan dibayangkan kalau tempat lokalisasinya di satu jalan seperti yang ada di Surabaya, gang Dolly. Kalau di daerah Dolly, semua kegiatan "sex" tersebut ada di satu jalan dengan gang-gangnya. Tapi tidak di Singapura. Geylang ini semacam daerah yang cukup luas. Jadi tidak hanya terpusat di satu jalan atau gang-gang tertentu. Para Pekerja Seks Komersial (PSK), berpencar di beberapa jalanan Geylang road untuk cari mangsa dan nafkah. Woot.
Perjalanan ke 2 ku ke Singapura menginap di salah satu hotel yang sangat dekat dengan Aljunied MRT station. Aku ketemu temenku, namanya Ben. Dia bilang "Kenapa sih nginep di Geylang". Alasan utamanya adalah harga hostel di Geylang itu lebih murah daripada hotel/hostel daerah lain. Apalagi fasilitas dan kebersihannya juga nggak jauh beda. Mungkin karena ini daerah red light distric jadinya harganya lebih murah. Tapi sumpah hostelku adalah hostel baik-baik. Ciyus. Hehehe.
Pertama kali ke Geylang adalah saat ikut acara tour yang diadakan oleh kantor bapak saya. Jadi saya pergi ke Singapore bersama orang tua plus sepupu yang masih kelas 4 SD, Manda. Waktu itu menginap di salah satu hotel berbintang 3 di Geylang. Orang tua saya nggak tau kalau kita menginap di daerah "esek-esek". Well, orang tua dan temen kantornya yang sudah bapak-bapak ibu-ibu nginap di daerah lokalisasi.
Memang karena good nya lingkungan di Singapura, mengesankan daerah Geylang nggak seperti tempat pencarian seks para hidung belang. Lingkungannya rapi, bersih, teratur dan nyaman. Tapi setelah matahari tenggelam untuk tidur, mulai daerah ini "hidup" dengan munculnya wanita-wanita berbaju seksi. Seperti tanktop yang memperlihatkan payudara dan hot pants atau rok mini. Pria-pria pun banyak yang mulai berkeliaran dan kongkow di berbagai kedai minuman.
Kami serombongan tiba dan checkin di hotel sekitar pukul 8.00 malam waktu Singapura. Karena aku punya janji untuk ketemu temenku Jose, jadi aku menuju Aljunied MRT station. Setelah bertemu aku, Manda dan Jose kembali ke Hotel dengan jalan kaki. Di perjalanan aku ketemu bapak dan ibu yang ikut jalan-jalan juga ke minimarket.
Di perjalanan itu, si Jose bilang "This is red light distric. Why you choose Hotel here?". Si Jose sambil melirik kearah segerombolan wanita dan pria di pinggir jalan.
Aku menjawab, "Tour agent choose it". Untungnya orang tua ku nggak bisa bahasa Inggris. Jadinya mereka nggak ngerti apa yang kita omongin. Hehehe. Saat tiba di hotel Jose memutuskan untuk pulang karena telah larut.
Paginya kami serombongan pergi berkeliling Singapura dengan bus. Ibu-ibu tour guide bilang "Bapak-bapak, ibu-ibu, Geylang ini daerah perumahan. Bla bla bla." Hahaha, tanpa mantion red light distric, ibu pemandu wisata yang baik.
Di sela-sela berkeliling aku mendengar ibuku bilang, "Aku tadi malem lihat banyak cewek-cewek pakai baju seksi di pinggir jalan banyak banget, kayak anak nakal." Errr, aku pura-pura gak tau, wajah innocent. (dep)
Singapore Geylang. Source |
Ada yang punya pengalaman lain tentang red light district? Ceritakan di kolom komentar ini ya...
BalasHapus