Masjid Yang Dikelilingi Kuburan (Part 1)

Salah satu anak cabang dari pariwisata adalah wisata religi. Kebanyakan orang Muslim Jawa, pasti tahu yang namanya wisata religi Sunan/Wali Songo. Disebut Sunan/Wali Songo karena para Sunan/Wali tersebut berjumlah "songo" dalam bahasa jawa. Yang bahasa Indonesianya adalah sembilan. Beliau-beliaunya adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.

Selain kesembilan sunan tersebut, masih banyak tokoh maupun sesepuh yang nggak ketinggalan dikunjungi oleh para wisatawan untuk berziarah ke makamnya. Di Surabaya ada 2 makam Sunan/Wali yang terkenal selalu ramai dikunjungi. Apalagi waktu bulan Ramadhan, semua orang dari berbagai daerah pada datang. Yaitu, Sunan Ampel dan Mbah Bungkul. Bagi yang ikut paket wisat religi Wali Songo, pasti mampir ke 2 tempat ini.

MASJID DIANTARA KAMPUNG ARAB
Aku diantara lapak Arab
Makam Sunan ampel terletak di Daerah kampung Arab, Ampel Denta, Surabaya. Sunan Ampel (Raden Rahmat) yang konon merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad ini, telah membangun masjid besar dan telah dipugar oleh tim dari ITS. Secara tata wilayah, kampung (permukiman warga) Arab Surabaya ini cukup unik.

Kampung Arab ini mengelilingi masjid Ampel. Gang-gangnya pun menuju ke tengah masjid. Jadi semacam jalanan yang berpusat dan menuju 1 titik, yaitu masjid Ampel. Sepanjang jalan gang menuju masjid, terdapat rumah warga dan para penjual segala macam tentang Arab. Seperti buah kurma, tasbih, kismis Arab, sarung, peci, wewangian (parfum), dll.
Kata teman kampusku yang keturunan dan berwajah Arab, "Pusat dari kampung Ampel ini ya masjid. Semacam alun-alun supaya masyarakat kumpul di masjid." Ujarnya

Peta satelit Google Earth wilayah Ampel
Tentunya selain ada masjid, ada pula makam sang Wali. Makam tersebut ditutupi pagar dan berada di samping masjid. Setelah aku berkeliling area tersebut, ternyata makamnya nggak cuma satu. Ada banyak. Banyak banget! Pake banget. Hehehe.

Atmosfernya bener-bener beda. Kalau kita berjalan dari rumah-rumah warga dengan aktifitas perdagangannya dan belanja, tiba-tiba kita di masjid dengan kuburan yang bertebaran tidak teratur.

Untuk saya yang cukup takut dengan hal-hal mistis apalagi sama kuburan, membuat hati rasanya berkecamuk. Hehehe bahasaku berkecamuk. Semacam campur-campur. Pertama antusias dengan barang-barang yang dijual, kemudian hati tenang karena masjid, lalu ngelihat kuburan. Antara takut tapi ada masjid juga, errr gimana ya itu rasanya?

Ternyata makam yang banyak itu adalah makam para sahabat sunan, pengikutnya, dll. Banyak orang-orang yang berdoa di samping kuburan, baca Al Qur'an, dzikir dan lain-lain. Semoga semua ikhtiar doa dikabulkan oleh Allah SWT, Tuhan yang maha esa. Asal benar niat berdoa ke Tuhan. Bukan doa ke kuburan. Seperti sebuah plat terpasang di pagar sekitar makam yang bertuliskan:
"BERDOALAH KE ALLAH, BUKAN KE MAKAM!" (dep/bersambung)

Komentar

  1. saya pernah kemari, tapi saya lebih senang terjebak di dalam pasar sambil ngicipin makanan yang enak-enak di sana, hahaha. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sejujurnya saya juga gitu. karena makanannya itu lho, enak-enak dan melimpah. Tapi tetep saya alim lho #eh *pake peci* hehehe

      Hapus
  2. hahaha, seingat saya yg jual makanan, terutama sate, juga masuk halaman masjid ya? Yang paling berkesan di sana itu banyak yg jual kurma, walau bukan bulan Ramadhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kurmanya juga macem-macem jenisnya mas. Yang paling saya suka itu kismis sama kacang arab. Yang lebih saya suka banget adalah kambing ovennya wuenakkk! hahaha

      Hapus

Posting Komentar