Huru Hara Kehabisan Tiket Pesawat (Part 1)

Tepat di hari Pahlawan dan hari Dies Natalis almamaterku ITS, 10 Nopember 2012, aku memiliki misi perjuangan, yaitu tes kerja. Hahaha. Aku diundang untuk menjalani salah satu dari serangkaian tes untuk menjadi pegawai PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Awalnya aku mendapat pemberitahuan lewat email untuk tes di kantor pusat Garuda Indonesia, di komplek bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Aku langsung bilang orang tua dan keesokan harinya memesan tiket (Citilink) dengan harga yang cukup fluktuatif. Harganya sudah berubah lebih mahal setelah ganti hari. Huft.

Karena pertimbangan takut setelah tes akan ada pengumuman atau tes selanjutnya. Selanjutnya pertimbangan tempat tes yang bersebelahan dengan bandara serta efisiensi waktu, maka aku dan orang tua memutuskan untuk membeli tiket pesawat untuk pulang ke Surabaya setelah selesai tes. Sebenarnya agak nggak yakin dan aku merasa melakukan kesalahan dalam merencanakan perjalanan.

GUE HARUS BILANG WOW!
Hari keberangkatan tiba. Aku bangun pagi-pagi sarapan roti dan telur terus menuju ke Bandara Juanda Surabaya. Bandara yang overload ini, suasananya, jangan ditanya, Ruameee kayak pasar. Banyak banget orang yang ingin bepergian.

Bermodal tas ransel yang berisi kaos ganti, kotak pensil dan air mineral, aku "terbang" ke Jakarta. Tiba di Soekarno-Hatta Airport, langsung naik ojek membelah kemacetan di jalanan bandara hingga akhirnya tiba di Garuda Indonesia City Centre. Jalanan bandara aja macet, gimana jalanan kota ya?

Saat tiba di kantor pusat maskapai plat merah itu, aku harus bilang WOW (tanpa koprol, hehehe). Kenapa W-O-W? Ini kantornya baguuus gus gus banget nget nget!

Lahannya gede banget dan tertata rapi. Di parkiran belakang gedung GMF AeroAsia aku ngelihat puluhan mobil fasilitas kantor yang berlogo seperti yang ada di ekor pesawat Garuda. Masuk gedung city centrenya pun bener-bener world class building dengan konsep green building. Toiletnya seperti toilet mall yang mewah. Bener-bener bikin ayem dan betah deh. Rasanya kayak lagi di Singapura.

Hal yang aku pikirkan adalah agak miris kalau lihat bandaranya. Lebih bagus kantornya Garuda daripada bandaranya Jakarta. Padahal bandara merupakan public area yang memberikan pelayanan ke penumpang pesawat.

Tes berlangsung hanya selama 1 jam. Aku sempat saling berkenalan dengan peserta tes lainnya. Karena aku adalah anak Surabaya yang sangat jauh ke Jakarta hanya untuk 1 jam, akhirnya ada teman yang berbaik hati mengantarkan kembali ke bandara. Kelihatannya pada kasihan sama aku. Huhuhu. Perburuan tiket pulang ke Surabaya dimulai. (dep/bersambung)


Komentar