Santai Di Pantai Lombok (Part 1)

19 - 22 Oktober 2012

Sudah banyak review tentang keindahan pantai di pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Indonesia memang banyak pantai yang indah-indah, seperti yang ada di Bali. Sebenernya aku tidak terlalu fanatik dan tergila-gila dengan wisata alam, khususnya pantai. Jadi, saya beranggapan pantai ya mungkin seindah yang di pulau dewata Bali.

Kesempatan traveling ke Lombok tiba. Didukung dengan tiket promo Surabaya-Lombok-Surabaya dan kenekatan. Karena aku telah berusaha untuk booking hotel maupun hostel, tapi nihil. Browsing akses transportasi menuju tempat-tempat wisata pun tidak mendapatkan hasil. Memang travelling di Indonesia dan ke negara-negara well established di luar negeri sangat berbeda. Informasi yang diberikan di luar negeri sangat mudah didapatkan lewat internet.

Akhirnya nekat pergi tanpa peta dan booking penginapan. Untungnya, Ridlo punya temen dokter yang lagi magang di RS di Mataram. Namanya dr. Tria. Jadi sumber informasinya ya dari orang lokal. Aku membayangkan, gimana ya kalau gapunya temen orang lokal?

Fasad depan bandara yang diadaptasi dari
bangunan tradisional NTB
SEPINYA KOTA MATARAM
Sampai di Bandara Internasional Lombok (LOP), wah ternyata bandaranya baru. Bandara yang terletak di pulau lombok tepatnya di daerah Praya ini, memang tidak terlalu besar, tapi masih bersih dengan arsitektur modern minimalis. Sistem bandaranya juga modern.

Dari bandara ada pilihan transport untuk menuju kota Mataram. Bisa menggunakan taksi, bus atau mobil travel. Aku memilih mobil travel, karena bisa di tawar dan tarifnya pasti. Perjalanan dari bandara ke kota Mataram kurang dari satu jam. Penginapan sudah di booking oleh dr. Tria yang murah meriah.

Datang langsung kulineran sate. Namanya Sate Bulayak. Sate ini sebenernya mirip sate-sate pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah bumbu kacangnya. Bumbu kacangnya mirip seperti saat kita makan bumbunya Ayam Taliwang. Agak encer tapi rasanya enyak deh. Berbeda seperti sate di pulau jawa.

Sate Bulayak ayam

Karena kami harus beristirahat, kembali ke penginapan dengan menyusuri jalanan kota Mataram yang sangat sepi dan gelap. Kota Mataram adalah kota yang tidak terlalu besar. Pada pukul 21.00 WITA, kota ini sudah sangat sepi. Rasanya warga kota sudah pada tidur. Kotanyapun ikut tidur. Didukung dengan penerangan jalan yang sangat minim. Jalanan jadi super gelap. Sempat-sempatnya penginapan mati lampu. Masalahnya sangat gerah. Untungnya mati lampu tidak terlalu lama.

Hari ke dua adalah ke pulau 3 Gili. Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Untuk menuju ke pulau tersebut, harus menyebrang laut menggunakan boat yang ada di pelabuhan Bangsal, di daerah Pemenang. Aku dan dek Ridlo menuju Bangsal menggunakan motor si dr. Tria. Dia dengan baik hati meminjamkan motornya dengan gratis. Lumayan gak harus nyewa motor. Hehehe

Perjalanan dengan motor melewati jalan yang berbukit, banyak tikungan dan sepanjang perjalanan kami melihat beberapa pantai yang indah dari atas jalan yang berbukit. Indahnya!

Sampai di pelabuhan Bangsal, disana banyak jasa parkir kendaraan inap dengan harga harian yg cukup terjangkau. Kami siap menyebrang ke pulau Gili Trawangan untuk menikmati suasana yang katanya indah banget. Tetep curious sebelum membuktikan sendiri. Hahaha. (dep/bersambung)




Komentar